Kamis, 01 November 2018

Praktikum Pembuatan minyak aromateraphy

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aromaterapi merupakan suatu metode penggunaan minyak atsiri untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan juga mempengaruhi kesehatan emosi
seseorang. Minyak atsiri merupakan minyak alami yang diambil dari tanaman
aromatik. Minyak jenis ini dapat digunakan sebagai minyak pijat (massage),
inhalasi, produk untuk mandi, dan parfum. Minyak atsiri adalah bahan berbau
yang dihasilkan bahan alam. Kebanyakan bahan alam yang menghasilkan
senyawa yang beraroma adalah tanaman. Aromaterapi digolongkan dalam terapi
herbal, yaitu terapi yang menggunakan tanaman atau bahan tanaman sebagai
sarana pengobatan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan bahan tanaman adalah
minyak yang terkandung dalam tanaman tersebut.
1.2 Tujuan Percobaan
 Mahasiswa dapat mengetahui pH dari minyak aromaterapi.
 Mahasiswa dapat mengetahui Kejernihan dari minyak angin aromaterapi.
 Mahasiswa dapat mengetahui Kehangatan dari minyak angin aromaterapi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Angin Aromatherapy
Minyak Angin merupakan salah satu jenis obat yang turun temurun masih
dipakai hingga saat ini. Dalam perjalanan tidak lupa minyak angin selalu dibawa,
untuk menghilangkan mual akibat mabuk perjalanan. Minyak angin juga dipakai
untuk menghilangkan rasa dingin dan mengurangi pegal-pegal. Minyak angin
aromatherapy terbuat dari mentol, kemper dan minyak atsiri.
2.2 Minyak Gandapura
Gandapura (Gaultheria fragrantissima) dikenal juga sebagai Indian
wintergreen, mempunyai sinonim G. punctuata, termasuk dalam family Ericaceae,
dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup potensial.
Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran tinggi, 1.300 – 3.300 m dpl.Secara tradisional, tanaman ini dimanfaatkan untuk analgesik, karminatif,
diuretik, mengobati rematik, mencegah kerontokan rambut, antiseptik dan
antelmintik. Dalam industri, digunakan sebagai campuran untuk pewangi dalam
pembuatan minuman, parfum, obat, permen dan pasta gigi. Bahkan daun yang telah
difermentasi dapat dibuat sebagai teh herbal. Daun yang masih segar mempunyai
bau yang sangat aromatis sehingga tanaman aromatis yang mengandung atsiri bisa
dimanfaatkan dalam bidang aromatherapy, farmasi, kosmetik dan parfum.
2.3 Kamper Kristal
Kapur barus atau kamper adalah zat padat berupa lilin berwarna putih dan
agak transparan dengan aroma yang khas dan kuat. Zat ini adalah terpenoid dengan
formula kimia C10H16O. Zat ini ditemukan dalam kayu tanaman jenis pohon laurel
kamper (Cinnamomum camphora).
2.4 Menthol Crystals
Menthol adalah senyawa kimia yang berasal dari alam dan merupakan
senyawa yang termasuk dalam kelompok terpenoid. Senyawa Menthol termasuk
dalam golongan turunan dari monoterpena siklik. Senyawa kimia dalam golongan
ini memiliki ciri yaitu mengandung dua ikatan rangkap dan satu lingkaran. Contoh
senyawa pada golongan ini selain mentol adalah menton, terpinol, terpienol.
Menthol terdapat dalam minyak pepermint dan disintesis dengan metode
hidrogenasi timol.
2.5 Peppermint Oil
Minyak peppermint telah dikenal oleh manusia sejak jaman dahulu. Minyak
ini memiliki begitu banyak manfaat bagi kesehatan dan digunakan untuk tujuan
pengobatan. Peppermint sering digunakan untuk mengobati berbagai masalah
kesehatan seperti gangguan pencernaan, pernafasan, sakit kepala, mual, kejang
usus, demam dan nyeri.
2.6 Minyak Atsiri (Essential Oil)
Essential Oil merupakan jenis minyak rempah yang memiliki sifat-sifat
dasar yang khas baik dalam hal aroma maupun kegunaannya. Di Indonesia
Essential Oil diartikan sebagai minyak atsiri atau minyak terbang. Dikatakan
Minyak Terbang karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu kamar sekalipun
(29,5 celcius) karena minyak atsiri memiliki titik didih rendah akibat massa
molekul yang kecil.

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
3.2.1 Alat
 Beaker glass 400 ml 2 buah
 Beaker glass 100 ml 1 buah
 Gelas ukur 10 ml 1 buah
 Sendok plastik 1 buah
 Spatula Kaca 1 buah
 Kaca Arloji 1 buah
 Pipet Tetes 1 buah
 Neraca Analitik 1 buah
3.2.2 Bahan
 Menthol Crystals 20 gram
 Kamper Kristal 10 gram
 Minyak Gandapura 150 cc
 Peppermint Oil 5 cc
 Minyak Atsiri (Essential Oil) 3 cc
3.2 Prosedur Percobaan
1. Melarutkan 20 gram Menthol Crystals dan 10 gram kamfer kristal pada beaker glass A
2. Melarutkan 5 ml pappermint oil dan 150 ml minyak gandapuro pada beaker glass B
3. Mencampurkan larutan beaker glass A dan B , kemudian menambahkan Essensial oil 3 ml
4. Melarutkan menjadi satu sampai homogen
5. Menyaring larutan minyak aromaterapi (agar mendapat kejernian)
6. Minyak Angin siap di kemas

BAB IV
PEMBAHASAN

  • Analisa pH 

Analisa pH yang baik dalam minyak angin adalah 7 dikarenakan
pH dari gugus minyak sendiri adalah 7 bersifat netral dan menurut SNI 063954-2006 yaitu pH 6-7. Tetapi dalam percobaan ini pH yang dihasilkan
adalah 5. Itu sangat tidak bagus untuk kulit karena terlalu bersifat asam
dan akan mengakibatkan kulit kering. Hal ini di sebabkan penambahan
bahan Menthol cryistals yang semula hanya 10 gram di tambah menjadi 20
gram yang mengakibatkan pH turun. pH tinggi lebih
dari 7 dapat membengkakan keratin sehingga memudahkan masuknya
bakteri yang menyebabkan kulit menjadi kering dan pecah-pecah.
Sementara dengan pH kurang dari 6 terlalu rendah dapat menyebabkan
iritasi pada kulit.

  • Kejernihan dan Viskositas

Hasil kejernihan yang dihasilkan yaitu jernih. Itu menandakan
bahwa formulasi bahan-bahan sudah pas. Karena jika minyak angin yang
dihasilkan berwarna kekuningan, maka itu disebabkan oleh penambahan
minyak gandapura yang terlau berlebihan. Karena minyak gandapura itu sendiri warnanya yaitu kuning pucat. Tekstur yang dihasilkan sudah
homogen tidak ada gumpalan – gumpalan lagi, itu menandakan bahwa
larutan sudah larut dengan sempurna. Agar larutan dapat homogen dengan
baik, maka dibutuhkan pengadukan yang lebih lama agar semua bahan
terlarut dengan sempurna.

  • Analisa Kehangatan 

Analisa Kehangatan
Minyak angin aromatherapy ini adalah cukup hangat dan ada
sensasi dingin setelah digunakan, karena setiap individu kehangatan yang
dirasakan berbeda tergantung kulit masing-masing. Rasa hangat sendiri
disebabkan oleh bahan utama dari minyak angina aromatherapy ini yaitu
minyak gandapura, yang mengandung methyl salisilat yang memberikan
rasa hangat (suratmo,2015). Semakin banyak penggunaan minyak
gandapura maka minyak angin yang dihasilkan akan semakin panas.
Namun, kondisi kulit manusia berbeda untuk menerima tingkat kepanasan
dari produk minyak angin aromatherapy ini. Untuk menghindari
terjadinya reaksi iritasi pada kulit maka ditambahkan kamfer sebagai
antiiritan. Kamfer juga berfungsi sebagai pelega tenggorokan. Sedangkan rasa dingin diperoleh dari menthol crystals dan minyak
peppermint yang dapat memberikan rasa dingin.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
 pH Minyak Angin Aromatherapy yang dihasilkan pH 5.
 Massa Minyak Angin Aromatherapy yang dihasilkan 200 gram dan voulme 190
ml.
 Tingkat kehangatan dari Minyak Angin Aromatherapy yaitu sedikit hangat.
 Tingkat kejernihan dari Minyak Angin Aromatherapy yaitu jernih, tidak
berwarna.
5.2 Saran
 Dalam pembuatan harus diperhatikan mengenai perbandingannya, sehingga
tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Misalnya : untuk anak
kecil dibawah umur 7 tahun supaya tidak terlalu panas mentol kristal dapat
dikurangi 2 – 3 gram, tetapi kalau anak 7 tahun ke atas mentol kristal tidak
usah dikurangi.
 Untuk memperoleh tingkat kepanasan pada minyak angin aromatherapy,
penambahan minyak peppermint dapat disesuaikan.
 Setelah minyak angin aromatherapy telah dihasilkan hendaknya dicoba
terlebih dahulu agar dapat mengetahui tingkat panas yang dihasilkan dari
produk yang telah dibuat.

3 komentar:

  1. kalau boleh tau nama yang memposting ini siapa ya? karena akan saya masukkan pada daftra pustaka

    BalasHapus
  2. Kalau tidak pakai Kamfer kristal nggak apa2 kan? tetap panas karena ada minyak permint dan minyak gandapura?

    BalasHapus
  3. Terima kasih, kak. Artikelnya sangat membantu.

    BalasHapus